Oxygen Builder adalah sebuah plugin/alat bantu untuk visualisasi desain website pada CMS WordPress yang -menurut saya- fenomenal, atau dalam Bahasa Inggris banyak yang menggunakan istilah sebagai plugin "Game Changer".
Ketika Google mengumumkan bahwa kecepatan loading sebuah website menjadi salah satu parameter dalam penentuan ranking (Speed is now a landing page factor for Google Search and Ads), maka semakin banyak developer yang mulai mempelajari tentang bagaimana meng-optimasi kecepatan sebuah website.
Hal tersebut menjadi perhatian banyak developer dan tidak terkecuali bagi developer yang menggunakan WordPress sebagai "engine" utamanya.
Di sisi lain, WordPress pada beberapa tahun belakangan ini juga mengalami perubahan dalam hal bagaimana web designer atau web developer mem-visualisasi-kan dari desain grafis yang ada ke dalam bentuk website berbasiskan WordPress dengan adanya plugin "page builder".
Page builder memungkinkan untuk memvisualisasikan desain suatu halaman website dengan lebih mudah karena minim dalam penggunaan kode-kode, bahkan bisa digunakan oleh orang awam sekalipun.
Ada beberapa plugin page builder di WordPress yang populer dan banyak digunakan pengguna saat ini, diantaranya:
Namun yang menjadi masalah adalah, banyak pengguna page builder tersebut merasakan bahwa kecepatan loading website mereka menjadi relatif lebih berat, walaupun tentunya hal ini banyak faktor yang mempengaruhinya. Selain itu juga ada keterbatasan ketika berusaha memvisualisasikan desain yang mereka inginkan.
Disinilah Oxygen Builder menjadi sangat-sangat berbeda dengan page builder lainnya, sehingga dikatakan "Game Changer"
Perbandingan ini dapat dilihat dari salah satu video yang telah dibuat oleh founder-nya:
Dari video tersebut kita dapat melihat bahwa pagebuilder lain cenderung lebih "bloat" dalam struktur ouput kodenya dibandingkan dengan Oxygen Builder.
Efek dari "bloat" tersebut menyebabkan loading website menjadi relatif lebih berat dan lambat, dimana untuk hal ini Oxygen Builder menjadi sangat berbeda karena hanya me-load assets- yang digunakan pada halaman tersebut.
Jika memperhatikan pada Facebook Group resminya, hampir-hampir menjadi hal yang biasa saja kalau kita melihat hasil pengukuran kecepatan website para pengguna plugin ini memperoleh skor A-A berdasarkan standar ukuran dari GTMetrix.com untuk website company profile (bukan e-Commerce).
Sejak 16 November 2020, GTMetrix merubah metode pengukurannya menjadi menggunakan Lighthouse seperti Google Pagespeed Insight. Akibat secara umum, skor menjadi lebih sulit untuk mencapai A.
Sumber: GTMetrix
Baca juga: Konversi Website ke Oxygen Builder (Studi Kasus), sebuah artikel kami yang menunjukkan peningkatan kinerja website dari F ke A (GTMetrix) setelah di konversi ke Oxygen Builder dan menjalani proses optimasi.
Oxygen Builder sangat developer friendly. Standar plugin ini sudah memiliki fitur element untuk input HTML, CSS, PHP dan Javascript, sehingga bisa dikatakan hampir tidak ada batasan untuk visualisasi desain dengan syarat kita bisa menyusunnya.
Beberapa contoh yang telah kami coba seperti:
Jika di pagebuilder lainnya efek tersebut merupakan component/module siap pakai, maka di Oxygen Builder -saat artikel ini dibuat- justru tidak ada komponen seperti itu, semuanya dibuat dengan kode manual yang artinya lebih flexibel bagi web designer atau web developer, tetapi menyulitkan bagi yang awam tentang kode.
Mengenai lisensi, plugin Oxygen Builder sampai saat artikel ini ditulis tidak mengeluarkan model berlangganan/subscription, melainkan hanya lisensi untuk unlimited penggunaan, bisa digunakan untuk sendiri maupun klien dan selamanya bisa mendapat update.
Sejak Mei 2020 (sejak pandemi Covid-19) kami mulai menggunakan plugin ini, sehingga semua klien kami tidak perlu kuatir untuk permasalahan update plugin tersebut jika diperlukan sampai kapanpun, selama Developer plugin ini masih terus mengembangkannya dan mengikuti perkembangan yang ada.
Di Indonesia sendiri saat ini perkiraan kami belum banyak yang menggunakannya dibanding pagebuilder lainnya. Hal ini terlihat dari diskusi-diskusi pada Facebook Group WordPress Indonesia.
Namun di luar negeri semakin banyak designer yang pindah menggunakan tools ini karena hasil loadingnya relatif lebih cepat dan fleksibilitas dalam hal desain, dan dugaan kami para developer WordPress di Indonesia pun akan seperti itu.
Ketika menggunakan plugin ini maka semua themes yang terinstall akan di nonaktifkan secara otomatis, dan designer akan memulai membuat template-template untuk digunakan seperti themes pada umumnya.
Dengan menggunakan plugin ini maka tidak perlu update themes lagi sehingga meminimalisir permasalahan keamanan dan konflik antar program disebabkan dari themes yang kita gunakan sudah tidak sesuai dengan web environment yang ada.
Fitur inilah yang termasuk membuat plugin ini bisa dikatakan bukan sekedar page builder tetapi bisa menjadi theme builder, karena yang kita buat adalah template-template halaman yang bisa berisi data dinamis sesuai yang kita inginkan.
Dengan kombinasi penambahan custom fields yang di support pada saat visualisasi (visual editing) oleh plugin ini, maka WordPress bisa menjadi website yang lebih kompleks tetapi memiliki visual desain sesuai rancangan web designer atau desain yang kita inginkan.
Tentunya ada beberapa kelebihan-kelebihan lainnya yang yang bisa anda temukan penjelasan lebih lengkapnya dalam website resmi Oxygen Builder.
Ingin melihat daftar portfolio kami yang menggunakan Oxygen Builder? Klik disini.
Selain kelebihan-kelebihan Oxygen Builder diatas, plugin ini pun juga ada kekurangannya, seperti:
Kekurangan terbesar menurut saya yaitu lebih sulit untuk orang yang awam code, khususnya HTML dan CSS.
Bukan berarti orang awam tidak bisa menggunakannya, tetapi karena Oxygen Builder pada dasarnya bukan page builder melainkan lebih ke themes builder sehingga ketika kita menggunakannya, maka seperti memulai dengan kertas kosong, mulai membuat header, footer, template dan lain sebagainya.
Tetapi bagi yang senang dengan code, khususnya frontend coding, maka justru plugin ini membuat penggunanya seperti mendapatkan training secara tidak langsung, karena komponen yang tersedia sebenarnya merupakan bentuk visual lain dari kode-kode khususnya HTML & CSS.
Ada yang membuat analogi menarik tentang Oxygen Builder dibanding builder lainnya:
Jika anda sering menggunakan software grafis, maka Oxygen Builder seperti Adobe Photoshop, dan builder lainnya seperti Canva.com.
Bagi pengguna WordPress yang terbiasa terbantu dengan adanya themes untuk keindahan desain visual, kemudian adanya komponen/module siap pakai dari page builder lainnya, maka di Oxygen Builder hal tersebut belum tentu bisa dinikmati kecuali jika kita memasang kode tambahan sendiri, sehingga ada yang mengatakan plugin ini tidak user friendly tetapi lebih ke developer friendly.
Jika kita memasang plugin tambahan dan plugin tersebut membutuhkan kode seperti yang biasanya ada pada themes, maka perlu manipulasi pada pengaplikasian plugin tersebut agar dapat berjalan dengan baik.
Namun sampai saat ini, kami sendiri masih bisa mengatasi jika ada konflik program dengan plugin lainnya.
Tentunya ada beberapa kekurangan-kekurangan lainnya, yang biasanya bisa anda temukan pada komentar-komentar di Facebook Groups resmi mereka.
Demikianlah sekilas tentang Oxygen Builder, salah satu plugin builder yang berjalan di CMS WordPress. Bagi kami yang juga pengguna plugin ini, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Oxygen Builder adalah salah satu visual builder yang terbaik saat ini diantara page builder lainnya yang berjalan di WordPress. Bagaimana menurut anda?
Salam Digital!
Jika anda membutuhkan jasa pembuatan website WordPress dengan Oxygen Builder, silahkan hubungi kami langsung untuk berdiskusi lebih detail.
Iya bener banget, memang susah awalnya pakai Oxygen Builder. Menarik juga artikelnya bang!
Adakah komunitas pengguna Oxygen Builder Indonesia?
Yang saya tau ada group Oxygen Builder Indonesia di facebook => https://www.facebook.com/groups/oxygenindonesia
[…] Oxygen Builder Repeater - Woocommerce Product On SaleHome / Snippet / Oxygen Builder Repeater - Woocommerce Product On SaleShare: (No Ratings […]